- 19 Desember 2015
- Posted by: BMT Fastabiq
- Categories: Cermin, Majalah Fastabiq, News
Tidak ada komentar
BERJENAK saja, cobalah masuki kedalaman renung. Adakah pergulatan batin yang mendogma buah pikir perihal bosan hidup di dunia sudah menjadi telaah batin yang merapal kebijaksanaan? Usah memungkiri yakin, sesungguhnya kejenuhan perihal hidup di dunia hanyalah sebentuk kedangkalan tafsir bahwa sejatinya pengakhiran hidup di dunia tidak serta merta mengakhiri hidup.
Bukankah ketika telah bersedekap dengan maut, sejatinya kita akan dibangkitkan kembali di alam kubur untuk menjalani penghidupan yang lebih abadi? Sehingga semestinya jauhi sebentuk pendangkalan akal yang memunculkan kedunguan dalam menafsir arti penghidupan. Berusahalah membunuh kejenuhan hidup di dunia dengan menyibukkan diri pada hal-hal yang berdaya guna.
Seseorang yang memiliki kesibukan tidak akan membenam dalam kubangan kedunguan tafsir perihal hidup begitu membosankan. Baginya, hidup di dunia merupakan amanah dari Allah untuk mencari bekal sebelum dipersunting dengan kematian. Ketika dinikahi kematian, seseorang yang benar-benar memanfaatkan hidup di dunia secara berdaya guna pasti memiliki kesiapan. Amal kebaikan dihimpun dengan melakukan penyertaan Allah, tekun ibadah menjadi salah satu pembuka jalan menemu berkah.
Demikianlah, melalui kesediaan diri menjadi pribadi yang bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, bangsa dan agama niscaya berupaya mempergunakan waktu sebaik-baiknya untuk terus bergiat kerja. Tak ada waktu yang terbuang percuma, sebab pada tiap detiknya ada banyak peluang menciptakan kebaikan bagi hajat hidup membagi bahagia bagi semesta.
Hidup ini terlalu sempit apabila dipergunakan untuk memikirkan hal yang tak berguna-termasuk berpikir bahwa hidup sangat membosankan! Luaskan akal sehatmu, masukan ke dalam semesta pikirmu perihal upaya-upaya yang dapat membuatmu lebih berdayaguna. Bagaimana caranya tentu dirimu lebih mengetahuinya, sebab Allah memberi akal bagi setiap manusia untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Jangan memanjakan pola pikir dengan bermalas-malasan menciptkan konsep hidup yang jelas. Susun rencana hidupmu sebaik mungkin, serta langkah yang mungkin bisa dilakukan untuk mewujudkannya. Dengan cara ini dirimu sudah tahu kemana harus melangkah agar hidup bernilai ibadah serta lebih berdaya guna.