- 17 Maret 2015
- Posted by: BMT Fastabiq
- Category: News
Cahaya-cahaya Allah
اِهْتَدَى الرَاحِلُوْنَ إِلَيْهِ بِأَنْوَارِ التَوَجُّهِ، وَالوَاصِلُوْنَ لَهُمْ أَنْوَارُ المُوَاجَهَةِ، فَالأَوَّلُوْنَ وَهَوُلآءِ الأَنْوَارُ لَهُمْ، لِأَنَّهُمْ
للهِ لاَ لِشَيْئٍ دُوْنَهُ، قُلِ اللهَ ثُمَّ ذَرْهُمْ خَوْضِهِمْ يَلَعَبُوْنَ.
“ Orang-orang yang tengah berjalan menuju Allah mendapat petunjuk dengan cahaya tawajjuh (konsentrasi menghadap Allah). Sedangkan orang yang telah sampai kepada Allah mempunyai anwaar al-muwajjah(cahaya yang didapatkan dari berhadapan dengan-Nya). Kelompok pertama (yang tengah berjalan menuju Allah) adalah milik cahaya (membutuhkan cahaya agar sapai pada Allah), adalah yang memiliki cahaya, sebab mereka itu milik Allah, bukan milik sesuatu selain-Nya. ‘Katakanlah: “Allah-lah (yang menurunkannya)”, kemudian (sesuadah kamu menyampaikan Al-Qur’an kepada mereka) biarkan mereka bermain-main dalam kesesatan mereka (Al-An’am:91)
Hakikat Tauhid itu adalah, apabila seorang hamba telah mampu untuk menyingkirkan pengaruhselain dari Allah Ta’ala. Karena ia sangat meyakini, bahwa semua pengaruh selain Allah itu bersifat menipu.