- 18 Mei 2015
- Posted by: BMT Fastabiq
- Categories: Majalah Fastabiq, News
Sama-sama tengah giat mengembangkan sektor pariwisata halal, Jepang dan Indonesia memiliki pendekatan tersendiri.
Akademisi, praktisi dan Ketua Dewan Masjid Nagoya Jepang
Profesor Yamamoto menuturkan, Muslim di Jepang hanya 50 ribu, 90 persennya pun warga asing. Sehingga sangat sedikit kesempatan masyarakat Jepang secara umum untuk berinteraksi dengan Muslim. Karena itu, industri halal di sana agak sulit dikembangkan.
Rata-rata kunjungan wisatawan ke Jepang lima hingga delapan juta orang per tahunnya. Pada 2013, jumlah wisatawan masuk 10 juta orang dan mencapai 13 juta orang pada 201.
”Tapi, dengan jumlah itu saja Jepang baru di peringkat 27 tujuan wisata dunia, kalah dari Korea, Malaysia dan Thailand. Ini pun sudah didorong faktor yang memudahkan wisatawan mancanegara,” tutur Yamamoto dalam forum diskusi ‘Indonesia Menjadi Unggulan Wisata dan Gaya Hidup Halal Global, beberapa waktu lalu.
Yamamoto mengungkapkan, Pemerintah Jepang belum lama menggiatkan pariwisata. Badan pariwisata baru dibuat Pemerintah Jepang pada 2008. (sumber: Republika)