Sepuluh Akhlak Tercela

ADA banyak sekali akhlak yang tercela atau kurang baik. Sufyan ats-Tsauri merumuskannya dalam sepuluh bilangan. Apabila kita cermati kesepuluh sifat tersebut memang bukan yang nyata dilarang dalam Al-Quran maupun hadits. Namun Sufyan merumuskannya karena sudah banyak dari umat ini yang melupakan sifat tercela tersebut dan menganggapnya enteng. Untuk itu, ia mengingatkan kembali agar orang giat melakukan kebalikan dari sifat yang disebutkannya.

Pertama, berdoa hanya untuk dirinya sendiri. Ia hanya ingin dirinya sendiri yang selamat. Ia lupa anak istrinya didoakan. Padahal keduannya merupakan tanggung jawab dirinya. Jika anak istrinya menjadi tidak baik, ia di akhirat akan ditanya mengapa mereka bukan menjadi oang yang baik. Padahal Allah sudah memberikan contoh dalam mendoakan keluarga, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kamu sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”.

Kedua, tidak pernah membaca Al-Quran meskipun ia pandai membacanya. Kalaupun membaca tiap hari, jumlahnya tidak banyak. Mungkin selembar dua lembar yang kira-kira 30 ayat. Menurut Sufyan, orang yang bisa membaca Al-Quran minimal harus membaca 100 ayat setiap hari. Kebiasaan ini yang sering terlupakan bagi kaum muslimin yang sudah bisa membaca Al-Quran.
Ketiga, tidak sopan dan tidak hormat kepada masjid. Jika seseorang tentara bertemu komandannya maka sebagai bentuk penghormatannya dia memberikan hormat dengan mengangkat tangan. Bentuk penghormatan seorang Muslim kepada masjid adalah dengan shalat tahiyatul masjid dua rakaat. Artinya, kalau seseorang masuk masjid tanpa shalat tahiyatul masjid, sama saja dengan tidak menghormatinya.

Keempat, apabila mengunjungi suatu kota maka ia tidak memanfaatkan untuk bersilaturahmi dengan saudara seiman. Silaturahmi yang paling efektif adalah shalat Jumat. Kadang karena alasan rukhshah (keringanan) seseorang malah tidak shalat Jumat. Di samping itu, kita akan punya pengalaman yang menarik dan dapat menceritakan kepada saudara kita di tempat tinggal kita, bagaimana keadaan masjid di suatu kota.
Kelima, tidak memberikan doa dan salam kepada penghuni kubur apabila kita melewatinnya. Padahal mereka yang sudah tidak dapat beramal apa-apa karena sudah meninggal menunggu kita untuk mendoaakannya. Saat melewati kuburan adalah moment yang sangat tepat, karena di situlah kita bisa mendoakan semua penghuni kubur di kuburan tersebut.Hal tersebut juga untuk bekal kita nanti. Siapa tahu ketika di alam kubur nanti banyak orang yang mendoaakan.

Baca Juga:   Pembiayaan Umroh, Mudahkan Langkah Anda Menuju Tanah Suci

Keenam,tidak mau menimba ilmu kepada orang yang alim meskipun orang alim tersebut langka. Apabila ada orang alim yang datang, sementara ilmu yang dikuasainnya sangat langka sudah seharusnya kita manfaatkan untuk bertanya.

Ketujuh, enggan menjalin silaturahmi dengan teman seperjalanan. Padahal silaturahmi tersebut untuk kepentingan kita. Tatkala pergi keluar kota naik kereta api tempat duduk di sebelah kita diisi orang lain kita cuek saja. Baca majalah, mendenga musik atau tidur. Padahal apabila terjadi sesuatu bisa jadi kita membutuhkan bantuan orang tersebut. Jadi cuek seperti itu akan merugikan diri sendiri.

Kedelapan, tidak menghadiri undangan. Padahal orang tersebut sangat berharap akan kehadiran kita. Sering kali masyarakat perkotaan malas menghadiri undangan perkawinan, sunatan, atau undangan lain dari saudaranya. Menghadiri undangan teman adalah menghadiri undangan Allah juga, terutama untuk hal-hal yang bersifat ibadah seperti perkawinan. Allah akan menyenangi hamba-Nya yang memenuhi undangan saudarannya.

Kesembilan, malas mencari ilmu dan mempelajari tata kama bagi anak muda. Anak seperti ini biasanya pengangguran. Ia ridak mempunyai ilmu, keahlian, kompetensi dan hubungan kemasyarakatansehingga susah diterima bekerja. Padahal itu adalah bekal dalam hidup dan kehidupan.

Terakhir kesepuluh, yaitu tidak tahu diri. Khusunya kepada tetangga, kawan dekat atau sanak famili jika mereka kelaparan. Padahal dirinya tahu kalau mereka itu membutuhkan makanan. Namun karena sifat pelit dan tidak tahu diri tersebut dia cuek saja. Allah akan marah dan membuang jauh-jauh ke dalam neraka.



Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.