قد تكتسب الأخلاق الحسنة بمصاحبة أهل الخير، فإن الطبع لص يسرق الخير والشر

“Terkadang akhlak yang baik itu didapatkan karena berteman dengan orang-orang baik. Karena kebiasaan itu adalah pencuri yang mencuri kebaikan maupun keburukan.”

(Mukhtashar Minhajul Qashidin, hal. 153.)

Bergaul dengan orang-orang yang memiliki akhlak yang baik adalah salah satu cara yang efektif untuk memperbaiki diri. Ketika seseorang berada di sekitar individu yang memiliki kebiasaan baik, lambat laun, kebiasaan tersebut akan menyebar dan mempengaruhi perilaku kita. Sebagaimana kata pepatah, “Siapa yang bergaul dengan penjual minyak wangi, akan turut harum; siapa yang berteman dengan pandai besi, akan turut terkena percikannya.” Dalam konteks ini, kebaikan itu seolah-olah menular, dan lingkungan yang baik akan mendorong seseorang untuk ikut menjadi baik.

Lebih dari sekadar pergaulan, kebiasaan adalah salah satu faktor utama yang membentuk akhlak seseorang. Kebiasaan dapat diibaratkan sebagai pencuri yang tak terlihat; ia bisa mencuri kebaikan dari dalam diri kita jika kita sering berada dalam lingkungan yang buruk. Sebaliknya, jika kebiasaan itu terbentuk dari hal-hal yang baik, ia akan mencuri keburukan dari diri kita dan menggantikannya dengan kebaikan. Maka, memilih kebiasaan yang baik, seperti bersikap jujur, rajin, dan santun, menjadi sangat penting dalam pembentukan akhlak yang mulia.

Selain itu, Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya memilih teman yang baik. Dalam sebuah hadis, beliau bersabda bahwa seseorang itu tergantung pada agama sahabatnya, maka hendaklah kalian memperhatikan siapa yang menjadi sahabat kalian. Hadis ini mengingatkan kita bahwa teman-teman kita memiliki pengaruh yang besar terhadap diri kita, bahkan dapat mempengaruhi keimanan dan akhlak kita. Oleh karena itu, memilih teman yang memiliki akhlak mulia bukan hanya sekadar pilihan sosial, tetapi juga pilihan spiritual yang dapat menentukan arah kehidupan kita.

Baca Juga:   Ingin Sewa Sawah Yang Luas Tetapi Biaya Terbatas?

Kebiasaan baik juga tidak muncul secara instan, tetapi perlu dibiasakan dan dilatih secara konsisten. Misalnya, seseorang yang ingin menjadi lebih sabar harus sering melatih kesabaran dalam berbagai situasi. Pada awalnya, mungkin sulit dan terasa berat, namun seiring waktu, sifat sabar tersebut akan menjadi bagian dari dirinya. Dengan kata lain, akhlak yang baik adalah hasil dari upaya yang terus-menerus dan konsisten dalam menjalankan kebiasaan-kebiasaan baik.

Akhirnya, peran lingkungan dan kebiasaan dalam membentuk akhlak tidak bisa diremehkan. Mengingat betapa kuatnya pengaruh kebiasaan dan lingkungan terhadap diri kita, sangat penting untuk selalu berusaha berada di lingkungan yang baik dan membiasakan diri dengan perilaku yang positif. Dengan demikian, akhlak yang baik tidak hanya menjadi bagian dari diri kita, tetapi juga menjadi identitas yang mencerminkan siapa kita sebenarnya.

____________________________________________________________________________

Kunjungi media soaial kami:
IG: @bmtfastabiq
FB: @bmtfastabiqpati
Youtube: FASTABIQ TV

Tiktok :bmt_fastabiq

Untuk info lebih lanjut silahkan kontak kami:
WA: http://wa.me/6281548524136
Atau bisa datang langsung ke kantor BMT Fastabiq terdekat🥰



Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.