Ishlahunnafsi

 

Pertama marilah kita ucapkan syukur kehadirat Allah Swt, atas rahmat dan nikmat-Nya kita masih diberikan kesempatan untuk melaksanakan shalat jum’at berjamaah. Shalawat dan salam kepada nabi besar Muhammad saw, keluarga, sahabat dan pengikutnya, karena beliaulah yang telah mengantarkan kita kepada era peradaban dan meninggalkan kejahiliyahan.

Khatib ingin berwasiat khususnya kepada diri khatib dan umumnya kepada jama’ah jum’at agar selalu meningkatkan takwa kepada Allah Swt, yaitu dengan  selalu berusaha untuk mengikuti perintah-perintah-Nya menurut batas maksimal kemampuan kita dan  berusaha  menjauhkan larangan-laranganNya. Dan juga selalu merasakan bahwa Allah selalu berada bersama kita kapan dan dimana pun kita berada.  Sebagaimana firman Allah SWT:

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa dan janganlah kamu mati terkecuali dalam keadaan Muslim”. (QS. Ali Imran/3 : 102).

Adalah keteguhan seorang Muslim dalam menuju tujuannya, yaitu  mendapat ridha Allah dimuka bumi ini, ditempuh dengan berbagai macam rintangan, tantangan, panjangnya durasi waktu, banyaknya biaya yang dikeluarkan. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Ahzab ayat 23.” Diantara orang-orang mu’min itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka diantara mereka ada yang gugur. Dan diantara mereka ada pula yang menunggu-nunggu, dan mereka tidak sedikitpun tidak merobah janjinya”.

Panjangnya durasi waktu,  dan juga banyaknya halang merintang, tidak menjadi halangan untuk mencapai tujuan kita, dan tegaknya ajaran Allah dimuka bumi ini, memerlukan para manusia yang mukhlisin, dan juga  mereka yang bukan hanya menyebar janji belaka, tapi merupakan para pekerja keras dan juga  berjuang demi tegaknya ajaran Allah ini. Mereka bersabar dibawah cobaan, malapetaka, hinaan, beban yang berat, mereka yang tetap teguh menjalankan perintah Allah, tanpa pernah merasa bosan, apalagi merasa puas dengan apa yang telah mereka lakukan selama ini. Sebagaimana firman Allah dalam surat ali- Imran ayat 200 yang artinya: ” Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga, dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung”.

Dan juga dalam surat al-Baqarah ayat 214: ” Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan, sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan dengan berbagaimacam cobaan, sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:” bilakah datangnya pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”.

Begitu juga Rasulullah Saw, ketika beliau memulai dakwahnya, mendapat berbagai macam tantangan dan rintangan dari kaum musyrikin, sampai pada tingkat penyiksakan, hingga akhirnya beliau berhijrah ke kota Madinah dan meneruskan perjuangannya menyebarkan ajaran Islam kepada seluruh masyarakat Madinah dan sekitarnya, hingga kepada kaum Nasrani. Begitu juga tantangan-tantangan yang dialami oleh sahabat-sahabat Rasulullah Saw.

Namun, dalam perjalanan hidup ini  jiwa manusia cenderung kepada dua hal, kebaikan dan kejahatan, dan kedua duanya cenderung kepada harta, dimana dengan harta bisa mencapai tujuan tertentu, sebagaimana di terangkan dalam Al-Quran surat al-Fajr ayat 20:

“Dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan”.

dan juga dalam surat al adiyat ayat 8

“Dan sesungguhnya cintanya kepada harta bener-benar berlebihan”.

Mencintai harta kadang menjadi sebuah kemuliaan bagi seorang mukmin dan bahkan bisa menjadi sebuah kehinaan. Makanya manusia dibagi menjadi tiga golongan dalam mencintai harta:

Baca Juga:   PayBMT, Kemudahan Dalam Genggaman

Golongan yang pertama adalah golongan yang berlebihan dalam mencintai harta akhirnya dia tenggelam bersamanya dan menghabiskan semua waktunya hanya untuk harta.

Golongan yang kedua adalah golongan orang yang tidak memperhatikan tentang harta  bahkan menjauhinya, akhirnya meninggalkan nikmat yang diberikan oleh Allah Swt.

Dan golongan yang ketiga adalah golongan orang-orang yang mencintai harta namun digunakannya harta ini untuk mencapai tujuan yang mulia dan menghindari dari hal hal yang tidak bermanfaat, juga tidak digunakan untuk kemaksiatan, sebagaimana Rasulullah bersabda: “Sebaik-baik harta yang baik adalah harta yang ditangan seorang yang baik pula”. Sebagaimana sayyiduna Sa’ad pernah berkata : “Ya Allah sesungguhnya yang sedikit ini tidak cukup bagiku, maka berikanlah aku harta yang banyak agar bermanfaat bagiku dan juga untuk kebaikan kaum muslimin”. Dan Rasulullah selalu memerintahkan kita agar selalu bekerja keras dan menjauhi dari sifat malas dan juga lemah.

Ada dua hal yang bisa menolong manusia untuk bisa selalu teguh dan konsisten menjalankan ajaran agama Allah, serta menjalankan syariat-syariat-Nya, tanpa berusaha untuk melanggarnya:

Pertama: Adanya iman yang kuat dalam diri pribadi Muslim, iman yang kuat merupakan benteng yang menjaga manusia dari segala macam kemaksiatan. Dan iman yang kuat merupakan penerang jalan hidup kita, dan mengingatkan kita dalam segala macam godaan yang menjerumuskan. Namun, iman yang kuat tidaklah cukup, karena kadar keimanan manusia kadang-kadang dalam puncak yang sangat tinggi, sehingga bisa melakukan ibadah secara maksimal, namun jika kadar manusia sedang lemah, maka manusia bisa lebih buas dari binatang. Oleh sebab kita dianjurkan untuk selalu memperbaharui kadar keimanan kita dengan menyebut Laa ilaa ha illallah

 

Kedua: Adanya persaudaraan yang sejati. Yang dimaksud dengan  persaudaraan sejati ini, bukanlah dia yang selalu memberi makan kita, atau pula dia yang mentraktir kita, tapi persahabatan sejati adalah  yang didasari oleh rasa keimanan yang sama, dan yang selalu mengingatkan kita, ketika lengah dalam perjalanan kita,  persahabatan sejati adalah yang selalu mengingatkan kita untuk tidak melakukan maksiat dan tetap berjalan pada jalan Allah. persahabatan sejati adalah yang  percaya kepada kita, tanpa timbul rasa curiga apalagi pamrih. Inilah persahabatan yang jarang kita dapati dalam kehidupan sehari-hari kita. Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda:

“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan sakit dan tidak bisa tidur”. (HR. Bukhari, Muslim)

Oleh sebab itu marilah kita sama-sama membangun konsisten kita untuk tetap menjalankan perintah Allah di muka bumi ini dalam keadaan apapun. Dan juga marilah sama-sama kita introspeksi diri kita masing-masing, tidaklah kita saling menyalahkan satu sama lain. Kita tanamkan niat yang dalam untuk bertaubat dan diiringi dengan perbuatan baik. Semoga dengan ini semua, kita dan negeri ini terjaga dari segala mara bahaya, dan musibah, bencana alam. Dan semoga kita selalu dalam naungan rahmat dan anugrah Allah SWT.



Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.